Beberapa video yang menggambarkan hubungan erat antara dua jiran dari bangsa yang berbeza telah menyentuh hati tidak hanya ramai pengguna media sosial.
Encik Shafiq Gazali, seorang lelaki Melayu, dan jirannya yang berketurunan Vietnam-Cina, Jenny Xin, 10 tahun, dan Elly Xin, 8 tahun, sering bertemu setiap hari.
Mereka begitu selesa bersama sehingga boleh masuk ke rumah masing-masing tanpa rasa segan.
Lelaki berusia 32 tahun itu merakam momen sehari-hari mereka di platform TikTok, dari makan bersama hingga beraktiviti di rumah masing-masing.
Beberapa videonya menjadi viral dan mendapat pujian dari penonton yang menganggap hubungan jiran mereka mencerminkan “semangat kampung yang sebenar”.
Salah satu video yang viral baru-baru ini menunjukkan Encik Shafiq keluar dari biliknya sambil melihat Elly makan dengan begitu selesa di ruang makan.
“Awak budak Melayu sekarang?” ejek Encik Shafiq sambil melihatnya makan nasi dengan lauk ayam balado, sembari menonton video di telefon bimbitnya.
Video tersebut, dimuat naik pada November tahun lalu, telah mendapat lebih dari 2.2 juta tontonan dan lebih dari 80,000 tanda suka hingga Khamis (11 Jan).
@shafiqgazali My chinese neighbour back it again. #fyp #racialharmony #singaporetiktok ♬ original sound – Shafiq Gazali
Kebanyakan pengguna media sosial terhibur melihat keakraban budak perempuan itu dan mengapresiasi Encik Shafiq sebagai jiran yang baik.
Berbicara kepada Mediacorp, Encik Shafiq mengungkapkan bahwa ia telah mengenal budak-budak perempuan itu sejak lahir dan memiliki hubungan akrab dengan keluarga mereka sejak pindah ke Bedok 12 tahun yang lalu.
Dia juga menyebutkan bahwa dia memiliki kunci rumah keluarga Vietnam-Cina tersebut, terutama ketika orangtua anak-anak itu tidak ada di rumah karena tuntutan pekerjaan.
Encik Shafiq mengatakan kepada Mediacorp bahwa terkadang anak-anak itu bahkan tidur di rumahnya.
Dia percaya bahwa alasan dia memiliki banyak penggemar di akun TikTok-nya adalah karena penonton menikmati melihat kedekatan mereka bertiga dan “semangat kampung” yang jarang terlihat di Singapura modern saat ini.
“Sulit melihat ‘semangat kampung’ sekarang, terutama ketika tinggal di flat HDB, tidak seperti zaman orangtua atau kakek nenek kita yang tinggal di kampung,” kata Encik Shafiq.