Bangun-bangun je tidur matahari dah terpacak, boleh ke nak solat subuh? Ini jawapan ustaz

Oleh INFORAKYAT

Bangun-bangun je tidur matahari dah terpacak, boleh ke nak solat subuh? Ini jawapan ustaz

Ada yang bertanya kalau boleh mengerjakan solat subuh kalau siang, dan matahari sudah naik. Ini jawabannya.

Solat subuh adalah salah satu solat yang wajib dikerjakan pada waktunya oleh semua orang Muslim, kecuali ada halangan yang sah seperti wanita yang haid, dan sebagainya.

Bangun-bangun je tidur matahari dah terpacak, boleh ke nak solat subuh? Ini jawapan ustaz

Kalau siang dan bangun telat, ada orang yang menjadi bingung apakah masih boleh solat atau tidak.

Mereka menjadi bingung karena mereka bertanya kepada teman dan teman itu menjawab “Haram solat setelah matahari naik!” Oleh karena itu, orang tersebut mengabaikan solat subuh dan tidak solat sama sekali karena menganggap hal itu haram.

Itu suatu persepsi yang sangat keliru. Solat subuh wajib dikerjakan, jam berapa saja kita bangun (dan begitu juga untuk semua solat wajib yang lain).

Kalau umpamanya kita capek, bangun pada waktu subuh dalam kondisi setengah sadar, matikan jam alarm, tidur lagi, dan bangun pada jam 8 pagi, maka pada saat bangun itu masih wajib mengerjakan subuh. Walaupun matahari sudah naik.

Kenyataan bahwa matahari sudah naik tidak menghilangkan kewajiban untuk solat. (Dan kalau ketiduran lewat waktu maghrib sehingga masuk Isya, maka solat maghrib tetap wajib dikerjakan, walaupun di luar waktunya.)

Waktu yang secara umum dilarang untuk solat adalah mengerjakan solat pada saat matahari sedang muncul (bukan cahayanya, tetapi bentuk fisik matahari sendiri).

Hal itu diharamkan untuk hilangkan persepsi (pada zaman dulu) bahwa orang Muslim adalah penyembah matahari. Zaman dulu, memang ada kaum yang menyembah matahari, dan mereka beribadah pada saat matahari mulai kelihatan bentuk fisiknya, jadi ibadah pada saat itu diharamkan bagi ummat Islam.

TETAPI ulama telah sepakat bahwa kalau ada solat wajib yang belum dikerjakan, maka harus langsung dikerjakan (diganti, atau diqadha’) pada waktu itu juga tanpa harus menunggu, walaupun dilarang secara umum untuk solat pada waktu tersebut.

Yang haram dan sangat buruk adalah kalau seseorang sudah bangun pada waktu subuh, tetapi barangkali dia sedang asyik nonton siaran langsung sepak bola di tivi, atau asyik ngobrol sama temannya, dan oleh karena itu dia malas melakukan subuh. Pada saat dia sudah selesai nonton bola, dan sudah “bersedia” melakukan solat, maka dia masih wajib melakukannya.

Kewajiban solat itu tidak menjadi hilang. Tetapi tentu saja dia akan kena dosa besar karena sengaja menunda sebuah solat wajib, sehingga sudah keluar dari waktunya, tanpa ada alasan yang benar. Jadi sudah bisa diperkirakan bahwa dia tidak akan dapat pahala sama sekali, dan juga ada kemungkinan Allah akan menolak solat itu (tidak akan diterima di sisi Allah, seolah-olah tidak solat).

Walaupun begitu, sebagai seorang Muslim dia masih memiliki kewajiban untuk melakukan solat subuh tersebut. Meninggalkannya dengan alasan siang, ataupun di luar waktu karena nonton bola tadi adalah alasan yang tidak benar. Tetap wajib dikerjakan.

Dan perlu dipahami bahwa Nabi Muhammad SAW sendiri juga pernah siang untuk solat subuh, jadi hal itu menjadi petunjuk bagi kita bahwa kalau kita siang sewaktu-waktu maka itu adalah hal yang biasa (bukan suatu dosa besar, karena memang tidak sengaja), dan Nabipun juga mengalaminya. Yang penting adalah kita langsung mengerjakan solat setelah kita bangun, dan jangan sampai solat subuh yang siang itu menjadi suatu kebiasaan bagi kita.
Wallahu a’lam bissawab,
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

Rasulullah SAW Pernah Terlepas Untuk Solat Subuh

Diriwayatkan dari Abu Qatadah r.a, yang berkata: Pada suatu malam kami menempuh perjalanan bersama Nabi s.a.w, sebagian orang mengatakan: “Ya Rasulullah! Sebaiknya kita beristirahat menjelang pagi ini.” Rasulullah s.a.w bersabda: “Aku khawatir kalian tidur nyenyak sehingga melewatkan solat subuh.

” Kata Bilal : “Saya akan membangunkan kalian.” Mereka semua akhirnya tidur, sementara Bilal menyandarkan punggungnya pada hewan tunggangannya, namun Bilal akhirnya tertidur juga. Nabi s.a.w bangun ketika busur tepian matahari sudah muncul. Kata Nabi s.a.w: “Hai Bilal! Mana bukti ucapanmu?!” Bilal menjawab: “Saya tidak pernah tidur sepulas malam ini”.

Rasulullah s.a.w bersabda: “Sesungguhnya Allah mengambil nyawamu kapanpun Dia mau dan mengembalikannya kapanpun Dia mau. Hai Bilal! bangunlah dan suarakan azan.” Rasulullah s.a.w berwudhu, setelah matahari agak meninggi sedikit dan bersinar putih, Rasulullah s.a.w berdiri untuk melaksanakan solat.
(Hadits Shahih Imam Bukhari, nomor 595)

Siapa Yang Lupa Tidak Solat, Segera Laksanakan Ketika Ingat
Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a, bahwa Nabi s.a.w pernah bersabda: “Siapa yang lupa untuk melaksanakan solat, maka laksanakanlah ketika ingat, tanpa kaffarah [denda] atas lupanya itu kecuali dengan mengerjakan solat tersebut.” Kemudian Rasulullah s.a.w membaca ayat (yang artinya): “… dan dirikanlah solat untuk mengingat Aku.” (Al-Qur’an surat Thaahaa, ayat 14).
(Hadits Shahih Bukhari, nomor 597)

Rasulullah SAW Pernah Solat Ashar Pada Waktu Maghrib
Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah r.a, bahwa pada saat perang Khandaq, Umar bin Khattab datang setelah matahari terbenam. Umar mencaci-maki orang-orang kafir Quraisy. Kata Umar: “Ya Rasulullah! Saya hampir saja tidak melaksanakan solat Asar sampai matahari hampir terbenam”.

Nabi s.a.w bersabda: “Demi Allah! Aku belum melaksanakan solat Asar.” Kata Jabir: Kami pergi ke Buthhan, kemudian Nabi s.a.w berwudhu untuk solat dan kami pun berwudhu, lalu Nabi s.a.w melaksanakan solat Asar setelah matahari terbenam, setelah itu beliau melaksanakan solat Maghrib.
(Hadits Shahih Bukhari, nomor 596)

BACA:

Ingatkan cerita rekaan semata-mata, tiada kaitan hidup dan mati, rupanya cerita the conjuring tu sebenarnya kisah benar!

Lelaki usia 23 tahun diculik 3 wanita, diperkosa secara bergilir-gilir selama 3 hari